Saturday, April 26, 2008

Thursday, April 24, 2008

Paradigma Organisasi dan Sosial dalam dunia akuntansi

Teori akuntansi dapat dibedakan melalui empat kuadran paradigma yang menyebutkan bahwa model dan teori dapat didekati dengan menggunakan 4 paradigma yang berbeda, yang masing-masing adalah:
1. Structural functionalist
2. Interpretivist
3. Radical structuralist
4. Postmodernist

1. Structural functionalist

Paradigma ini mengasumsikan bahwa sistem sosial adalah suatu hal yang kongkrit, memiliki fenomena yang berifat empiris, yang serba sistematik seperti halnya metodologi yang digunakan dalam ilmu alam (natural science).

Paradigma ini paling umum digunakan, dan sering juga disebut sebagai rational contingency paradigm. Pendekatannya juga sering disebut sebagai scientific positism. Disini periset dipandang sebagai seseorang yang netral, obyektif, dan bebas dari segala kepentingan (value free observers).

2. Interpretivist

Paradigma interpretivist disebut juga subjective interactionist paradigm. Setidaknya ada 2 hal utama yang membedakan interpretivist dengan structural functionalist dalam melakukan riset di bidang akuntansi. Yang pertama, fokusnya tidak sekedar bagaimana organisasi dapat berjalan secara lancar, namun juga riset yang dilakukan juga untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam bagaimana manager dan karyawan memahami, berfikir tentang, berinteraksi dengan, dan menggunakan akuntansi dan control system. Yang kedua, interactionist tidak percaya adanya realitas yang tunggal, obyektif, dan konkrit. Bagi interpretivist, seseorang dalam organisasi akan menginterpretasikan situasi dengan caranya sendiri dan sesuatu bisa memiliki arti yang bersifat personal (personal meaning).

3. Radical structuralist


4. Postmodernist

Model dan Teori

Dunia ini terdiri dari sistem yang sangat kompleks. Untuk memahaminya kita dapat melalui model dan teori. Ini berlaku pula dalam dunia akuntansi. Apa bedanya model dan teori?

Model adalah penyederhanaan dari dimensi atau variabel untuk merepresentasikan suatu hal yang nyata (the real thing) yang kemudian dipaket (packages) menjadi suatu konsep yang komprehensif.

Teori adalah suatu diskripsi yang menjelaskan bagaimana dimensi dan variabel saling berhubungan atau saling terkait.

Apakah suatu hal yang nyata dapat dijelaskan oleh model dan teori secara seragam? hanya satu model atau atu teori untuk satu hal yang nyata? Ternyata tidak. Mengapa? karena adanya cara pandang yang berbeda dalam memahami dunia ini. Dengan kata lain, terdapat perbedaan paradigma dalam melihat dunia. Seperti apa perbedaan paradigma tersebut? Akan dijelaskan disini teori 4 kuadran tentang perbedaan paradigma.

Sumber:
Norman & macintosh (1994) p. 3

Tuesday, April 22, 2008

Random Sampling

Random sampling memberikan kesempatan yang sama pada anggota populasi untuk terpilih menjadi sampel.

Tiga metode random sampling yang sering dipakai:
a. random number sampling (sampling nomor acak)
b. interval sampling (sampling interval)
c. stratified random sampling (sampling acak terstratifikasi)

Random number sampling menggunakan alogaritma komputer atau tabel angka yang telah diacak untuk memilih sampel. Metoda ini dianggap yang paling representatif karena adanya keyakinan yang lebih besar bahwa semua anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih.

Interval sampling memilih secara acak anggota populasi yang pertama menjadi sampel, dan sampel selanjutnya dipilih merdasarkan interval tertentu dari sampel yang terpilih sebelumnya.

Stratified random sampling tepat digunakan apabila terdapat variasi yang besar antara anggota populasi. Anggota populasi dipisahkan menjadi beberapa tingkatan (strata), kemudian sampel diambil secara random pada tiap-tiap strata,

Sampling dalam audit

Sampling adalah suatu proses pengambilan kesimpulan dari suatu populasi dengan hanya menggunakan sebagian dari anggota populasi yang disebut sampel. Sampel yang berkualitas dapat merepresentasikan populasi.Tujuan menggunakan sampel adalah agar didalam mengambil kesimpulan dapat lebih efisien dengan tetap terjaga efektivitasnya. Namun demikian, dalam dunia auditing,penggunaan sampel tidak selalu lebih efisien, terutama apabila sistem akuntansi yang ada sudah berbasis komputer, karena dengan bantuan software tertentu pengambilan data 100% tidaklah menjadi masalah.

Pengambilan sampel memerlukan langkah-langkah tertentu agar sampel yang diambil dapat merepresentasikan populasi. Seorang auditor dapat menggunakan directed sample (sampel terarah) maupun random sample (sampel acak).

Directed sample digunakan apabila auditor mendeteksi ada sesuatu yang perlu dicurigai sehingga ada bukti-bukti tertentu yang harus didapatkan secara lebih serius.

Apakah sampel yang telah dipilih dengan metoda tertentu menjamin mereprentasikan populasi dengan baik? tentu saja tidak ada jaminan 100%. Inilah yang disebut resiko pemeriksaan (audit risk), yaitu adanya resiko bahwa kesimpulan atas populasi yang berdasarkan sampel tersebut tidak tepat.

Ref: Sawyers (2006)

AP*

Satu Lagi Blog Saya untuk E Learning

Pada hari yang indah dan menggairahkan ini, saya bangun satu blog lagi untuk fasilitas e learning saya. Tujuan membuat blog ini secara terpisah adalah agar memudahkan pembaca maupun saya saya sendiri dalam mengikuti artikel yang saya tulis ataupun kutipan penting yang berkaitan dengan artikel-artikel saya. Mari maju dan sukses bersama.

Agung Praptapa